Museum Waja Sampai Kaputing "WASAKA"
Museum Wasaka atau juga dikenal dengan Waja Sampai Kaputing terletak di Jalan Sultan Adam
Komplek H Andir, Kampung Kenanga Ulu RT 14 Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin
Utara, Kalimantan Selatan. Museum ini berada di tepian sungai Martapura, berdampingan dengan
kokohnya sebuah jembatan yang panjang dan besar, yang bernama Jembatan 17 Mei, atau lebih di
kenal dengan Jembatan Banua Anyar.Museum yang diresmikan pada 10 November 1991 ini,
terdapat kurang lebih 400 benda bersejarah di periode Perang Kemerdekaan. Menurut salah
seorang penjaga museum disana, sebetulnya banyak koleksi lain yang merupakan peninggalan
Perang Banjar, Perintis Kemerdekaan, Perang Kemerdekaan, Pengisian Kemerdekaan, hingga
periode Orde Baru.Namun, karena tempat atau museumnya tidak memadai, terpaksa yang
ditampilkan hanya koleksi benda-benda di periode Perang Kemerdekaan, sebagaimana yang
disebutkan di atas tadi. Beberapa benda yang bisa dilihat di museum ini antara lain berbagai jenis
senjata yang digunakan pejuang Banjar di masa revolusi fisik tahun 1945-1949. Seperti tombak,
mandau, senapan, dan mortir. Disini juga terdapat peralatan-peralatan tradisional untuk memasak
yang masih tersimpan baik pada waktu itu yang masih tersimpan baik. Hal lainnya, kita bisa melihat
sebuah meja beserta empat buah kursi yang konon dulunya digunakan sebagai tempat pejuang
Kalsel untuk bermusyawarah. Di sekitar kursi tersebut, tepatnya di dinding di sekeliling kursi, terdapat
deretan foto gubernur, mulai dari gubernur yang paling pertama, hingga yang menjabat sekarang.
Dari arsitektur bangunannya adalah salah satu khas rumah tradisional Banjar berupa tipe Bubungan
Tinggi.
Komplek H Andir, Kampung Kenanga Ulu RT 14 Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin
Utara, Kalimantan Selatan. Museum ini berada di tepian sungai Martapura, berdampingan dengan
kokohnya sebuah jembatan yang panjang dan besar, yang bernama Jembatan 17 Mei, atau lebih di
kenal dengan Jembatan Banua Anyar.Museum yang diresmikan pada 10 November 1991 ini,
terdapat kurang lebih 400 benda bersejarah di periode Perang Kemerdekaan. Menurut salah
seorang penjaga museum disana, sebetulnya banyak koleksi lain yang merupakan peninggalan
Perang Banjar, Perintis Kemerdekaan, Perang Kemerdekaan, Pengisian Kemerdekaan, hingga
periode Orde Baru.Namun, karena tempat atau museumnya tidak memadai, terpaksa yang
ditampilkan hanya koleksi benda-benda di periode Perang Kemerdekaan, sebagaimana yang
disebutkan di atas tadi. Beberapa benda yang bisa dilihat di museum ini antara lain berbagai jenis
senjata yang digunakan pejuang Banjar di masa revolusi fisik tahun 1945-1949. Seperti tombak,
mandau, senapan, dan mortir. Disini juga terdapat peralatan-peralatan tradisional untuk memasak
yang masih tersimpan baik pada waktu itu yang masih tersimpan baik. Hal lainnya, kita bisa melihat
sebuah meja beserta empat buah kursi yang konon dulunya digunakan sebagai tempat pejuang
Kalsel untuk bermusyawarah. Di sekitar kursi tersebut, tepatnya di dinding di sekeliling kursi, terdapat
deretan foto gubernur, mulai dari gubernur yang paling pertama, hingga yang menjabat sekarang.
Dari arsitektur bangunannya adalah salah satu khas rumah tradisional Banjar berupa tipe Bubungan
Tinggi.