WISATA SUNGAI KOTA BANJARMASIN
 

Pasar Terapung

Picture
        Disebelah barat Kota Banjarmasin, ada sebuah sungai besar yang menjadi urat nadi Kalimantan 

Tengah dan Kalimantan Selatan, yaitu Sungai Barito. Di Sungai Kuin yang bermuara ke Sungai Barito, 

terdapat pasar yang aktivitasnya di sungai, yang terkenal dengan sebutan “pasar terapung”. Disini baik 

pembeli maupun penjual sama-sama menggunakan jukung (sampan tak bermesin) atau klotok

Sebagaimana pasar pada umumnya, disana pasti ada orang yang berjualan makanan. Bedanya, karena 

warungnya di sungai, maka warung tersebut adalah klotok yang disulap menjadi warung terapung. 

Di sekitar pasar terapung Muara Sungai Kuin, ada dua buah warung terapung. Posisi kedua warung

tersebut berdekatan, dan terletak di sebelah barat dermaga kuin. Warung terapung itu adanya cuma pagi

hari, mengikuti jadwal pasar terapung. Jadi, bagi yang suka bangun siang, pasti tak akan kebagian.

Orang Banjar menyindirnya dengan pepatah ; “Amun melandau dipatuk ayam” (jika bangun kesiangan,

rezekinya dipatuk ayam). Meskipun berbentuk klotok, warung terapung tak ubahnya seperti warung yang

lain. Ada meja makan, dapur, rak-rak piring dan tempat cuci tangan. Namun karena atapnya rendah dan

tak ada kursi, maka semua harus duduk bersila. Jika kita ingin makan di warung itu, kita harus

menghampiri warung itu dengan klotok atau jukung, dan menambatkannya pada warung itu agar tak

hanyut selagi kita enak-enak makan. Pada sebuah warung terapung, bila ramai pengunjungnya bisa

bertambat lebih dari empat buah klotok.


Picture
     


       Hidangan di warung terapung itu tak ubahnya warung-warung didaerah banjar lainnya, yaitu Soto

Banjar, Sop, Nasi Kuning, Nasi Rawan (Rawon manis ala Banjar), Karih (kare) dan wadai-wadai (jajanan

khas banjar). Makanan favorit para pengunjung biasanya adalah Soto Banjar. Soto Banjar memiliki cita

rasa yang khas, dengan kaldu ayam yang amat terasa, biasa dihidangkan dengan ketupat/lontong.

Kuahnya gurih dan agak kental. Kekentalan kuah itu aslinya didapat dari tumbukan kentang rebus

dicampur dengan kuning telur. Tapi sekarang banyak penjual soto banjar yang menggantinya dengan

susu dan margarin. Rasa gurihnya kaldu ayam semakin terasa dengan daging ayam kampung dan telur

yang diiris tipis-tipis dan ditaburkan diatas soto. “Kalau lain ayam kampung, kada gurih, pang !,” Kata

penjualnya. Sebagai pelengkap ditambahkan perkedel kentang dan bawang putih goreng 

    
       Soto Banjar, dihidangkan bersama limau kuit (jeruk limau yang kulitnya berkerut-kerut) yang diiris

kecil, sambal dan kecap manis, yang juga selalu menyertai masakan khas banjar lainnya. Kehangatan

soto ini sangat pas jika dimakan pagi hari. Khusus untuk sambal, bagi yang belum mengenal lombok

perawit, bahan utama sambal, sebaiknya jangan mengobralnya dalam makanan.

Kepedasan lombok tersebut melebihi lombok/cabe lainnya.



Picture
   


         Porsi Soto Banjar biasanya dibuat tanggung, artinya bila satu piring terasa kurang. Maka tak heran

bila para pengunjung menambah porsinya, atau mencicipi wadai yang sangat beraneka

ragam. Wadaibanjar cenderung manis dan legit, dengan bahan dasar kebanyakan tepung beras, santan

dan gula merah. Contohnya hamparan tatak pisang, yang mirip dengan jajanan nogosari di Jawa. Atau

bingka, yang berisi macam-macam bahan mulai dari kentang, waluh (labu), nyiur, telur. Bahkan sekarang

ada juga yang berisi keju, durian dan lain-lain tergantung pesanan.


     Jika ingin lebih banyak lagi menikmati wadai, di sekitar warung tersebut banyak jukung yang khusus

berjualan wadai. Untuk mengambil wadai dari jukung wadai itu, disediakan galah yang diujungn dipasang

pengait. Sehingga pembeli dapat mengambil wadai di jukung wadai itu tanpa perlu merapat. Tapi awas,

hati-hati mempergunakan galah pengaitnya yang terbuat dari besi runcing. Salah-salah bisa kena orang

atau penjualnya.